Passiliran Kambira, Tradisi pemakaman Bayi dalam Pohon di Toraja

toraja culture


Salah satu hal yang membuat anda akan makin tertarik untuk berwisata ke Toraja adalah banyaknya adat istiadat unik yang ada di Toraja. dan banyaknya objek wisata menarik yang patut dikunjungi seperti objek wisata pemakaman bayi Kambira. jika Pemakaman biasanya kental dengan kesan seram, tapi sayangnya, kesan ini sangat jauh terasa saat anda menyambangi Kambira di Toraja.

Dikenal sebagai pemakaman bayi atau Passiliran, Kambira menawarkan sebuah pemandangan yang jauh berbeda. Passiliran tak terlihat seperti pemakaman pada umumnya, di sekelilingnya terdapat pohon-pohon bambu yang menjulang tinggi. Sedangkan pada bagian tengah terdapat sebuah pohon besar yang berdiri tegak dan dipagari dengan pagar besi dan bambu.

Masyarakat Toraja memang terkenal memiliki keunikan adat yang menjadi keyakinan sebagian besar masyarakat Toraja, Bila anda selama ini melihat masyarakat Toraja menguburkan mayat di gua, batu, atau tebing, maka lain untuk penguburan bayi. bagi mereka yang masih menganut kepercayaan nenek moyang atau yang lebih dikenal sebagai Aluk Todolo. menurut kepercayaan Aluk Todolo bayi-bayi yang belum tumbuh gigi harus dikubur dalam pohon, agar jiwanya bisa selamat mencapai alam baka. karna jika dikubur selayaknya manusia dewasa, jiwa mereka nantinya akan disambar oleh petir. 

Pohon yang dijadikan kuburan bayi itu adalah Pohon Taraa. Pohon tersebut dijadikan tempat penguburan bayi dikarenakan memiliki getah banyak. Masyarakat Toraja menganggap getah tersebut sebagai pengganti ASI bagi mayat bayi yang dikuburkan di situ.  Bayi tersebut dianggap kembali ke rahim ibu mereka. Cara menguburnya juga unik, batang pohon taraa dilubangi dengan diameter seukuran bayi kemudian mayat bayi dimasukkan tanpa diberi helaian kain sama sekali. Lalu ditutuplah dengan tatanan ijuk yang rapi pada lubang tersebut. Menariknya, kuburan bayi tersebut tidak mengeluarkan bau busuk. Hanya ada desiran bau pohon bambu yang ada di sekitar pohon taraa tersebut.

Bayi-bayi yang dikubur dalam pohon tarra akan ditempatkan sesuai dengan stratifikasi sosial keluarganya. Semakin tinggi derajat keluarganya, maka semakin tinggi pula lubang tempat ia dimakamkan. Lubang penguburannya pun disesuaikan dengan arah rumah keluarganya. Biasanya bayi yang meninggal akan dikubur dalam lubang yang mengarah ke rumahnya.

Namun semenjak masuknya agama, passiliran sudah tak lagi digunakan untuk memakamkan bayi-bayi di Toraja. Sejak sekitar tahun 1970-an, penguburan bayi ke dalam pohon tarra tak lagi dilakukan.

Untuk bisa memasuki lokasi Objek wisata Kambira, kamu cukup mengeluarkan biaya sebesar Rp 10 ribu per orang untuk tiket masuk. Bagaimana, berniat menyambangi objek wisata Kambira?

Post a Comment for "Passiliran Kambira, Tradisi pemakaman Bayi dalam Pohon di Toraja"

Template Blogger Terbaik Rekomendasi