Dalam Ajaran Aluk Todolo Ada Upacara yang harus dihadapi Manusia sebagai Upacara Pemujaan dan Persembahan yaitu Upacara yang berpasangan atau berlawanan yang sering disebut Aluk Simuane Tallang yaitu Aluk Rambu Tuka’ atau Aluk Rampe Matallo dan Aluk Rambu Solo’ Atau Aluk Rampe Matampu’.
Saya akan mencoba untuk membahas kedua Upacara Tersebut satu persatu. dan pada tulisan saya kali ini, terlebih dahulu saya akan mencoba membahas mengenai Aluk Rambu Tuka’ Atau Aluk Rampe Matallo Yaitu upacara Kehidupan dan Keselamatan.
seperti yang pernah saya tulis pada artikel saya yaitu “Dasar dan Tujuan Pemujaan dan Kurban Persembahan dalam Sukaran Aluk” bahwa dalam Aluk Todolo ada 4 (empat) macam golongan Upacara Pengucapan syukur atau Upacara Keselamatan dan Kehidupan dengan mengadakan kurban persembahan dalam 3 (tiga) tingkatan sesuai dengan kehidupan dari masing-masing ke 3 (tiga) oknum yang dipuja dan disembah dalam Ajaran Aluk Todolo yang mulai dari terendah hingga yang tertinggi dengan masing-masing macam dan tingkatan sebagai berikut :
Kapuran Pangngan yaitu suatu cara dengan hanya menyajikan sirih pinang sementara menghajatkan sesuatu yang kelak akan dilaksanakan dengan kurban-kurban persembahan.
Piong Sanglampa yaitu suatu cara dengan menyajikan persembahan dengan hanya membuat satu lemang bambu dan disajikan dengan menaruhnya disuatu padang/pematang atau persimpangan jalan yang maksudnya sebagai tanda bahwa dalam waktu dekat akan melakukan kurban-kurban persembahan.
Ma’palin atau Manglika’ Biang yaitu suatu cara dengan kurban persembahan 1 (satu) ekor ayam yang dimaksudkan mengakui semua kekurangan-kekurangan dan ketidaksempurnaan manusia yang akan melakukan Kurban Persembahan.
Ma’tadoran atau Menammu yaitu suatu cara dengan mengadakan kurban persembahan seekor ayam atau seekor babi yang ditujukan kepada Pemujaan Deata-Deata terutama Deata yang menguasai dan memelihara tempat mengadakan Kurban Persembahan. Upacara Ma’tadoran ini dilakukan Juga saat melaksanakan hukuman Pengakuan Dosa yang dinamakan Mengaku-aku.
5. MA'PAKANDE DEATA DO BANUA
Ma’pakande Deata do Banua, yaitu mengadakan Upacara kurban di atas rumah atau Tongkonan dan upacara ini Namanya bermacam-macam sesuai dengan Daerah Adat masing-masing. Tetapi dasar dan tujuannya tetap sama, yaitu dengan kurban persembahan 1 (satu) ekor babi atau lebih diatas Rumah atau Tongkonan sebagai tempat tinggal manusia yang mengadakan kurban persembahan. Dengan maksud memohon berkat kepada Sang Pemelihara atau Deata-Deata agar memberkati Rumah atau Tongkonan. Beberapa Daerah Adat ada yang menyebut Upacara ini dengan nama lain yaitu Ma’parekke Para.
Ma’Pakande Deata diong Padang (mengadakan Upacara kurban dihalaman Rumah atau Tongkonan). Upacara ini Namanya bermacam-macam pada masing-masing daerah adatkarna ada Daerah adat yang menyebut dengan nama Ma’Tete Ao’, meskipun berbeda nama tetapi dasar dan tujuannya tetap sama yaitu upacara kurban 1 (satu) ekor babi atau lebih di Halaman depan Rumah atau Tongkonan orang yang Mengadakan Kurban persemahan itu tinggal. Yang tujuannya memohon kepada Sang Pemelihara atau Deata-Deata supaya memberkati seluruh rumah atau Tongkonan sebagai tanah tempat merencanakan kurban-kurban persembahan.
Massura’ Tallang ialah Upacara yang dilakukan setelah selesai semua tingkatan Upacara diatas. Dengan mengadakan Kurban persembahan yang paling tinggi kepada Deata-Deata didepan Rumah atau Tongkonan agak sebelah Timur dengan Kurban Beberapa ekor babi yang dimana Sebagian untuk kurban Persembahan dan Sebagian lagi untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat yang menghadiri Upacara ini, terutama untuk Pajabat-pejabat Adat yang berada dalam daerah tempat Upacara diadakan.
- Upacara pengucapan syukur karena keberkahan.
- Upacara Pendewaan atau Penabisan arwah leluhur yang sudah dimakamkan dari Upacara tingkat kedua yang dinamakan di Doya Tedong atau Dibatang. Dan dengan selesainya ini makan Arwah Leluhur itu telah resmi menjadi To Membali Puang atau Todolo (setengah dewa) dan Upacara ini dinamakan Manganta’ Pembalikan Tomate. Dinamakan Manganta’ kerena dalam Upacara ini dijejerkan bermacam-macam pakaian dan perhiasan yang disebut dianta’ (dijejer) sebagai lambing perlengkapan hidup dari pada leluhur tersebut dialam baka sebagai arwah leluhur yang akan memperhatikan kehidupan turunannya.
Upacara Merok yaitu Upacara Pemujaan dan Persembahan yang tinggi dan sudah ditujukan kepada pemujaan Puang Matua sebagai Sang Pencipta dan Kurban Persembahan Utamanya ialah Kerbau disampang Babi dan Ayam. Pada Upacara Merok ini nama Puang Matua yang selalu menjadi pokok ungkapan dalam membaca Mantra dan doa. Kurban Kerbau untuk Upacara ini harus dipilih baik-baik dengan syarat harus Kerbau Hitam pekat yang dalam Bahasa Toraja disebut Tedong Pudu’ karena tidak boleh mengurbankan Kerbau yang mempunyai bitnik hitam atau tanda pada badannya. Kerbau ini dipotong atau dikurbankan terlebih dahulu di Surak (sambal dibacakan Mantra) dan proses ini dinamakan Massurak Tedong atau Massomba Tedong yang dilakukan oleh beberapa Penghulu Aluk Todolo dengan mengungkapkan seluruh keadaan dan hajat dari yang mengadakan Upacara Merok ini, dan pembacaan Mantra itu dilakukan semalaman diikuti oleh seluruh keluarga yang bersangkutan.
Upacara Merok ini juga sering disebut Upacara Ma’Bate pada beberapa Daerah Adat tetapi tujuan pelaksanaannya semuanya sama yaitu Upacara Kurban Persembahan yang ditujukan kepada Puang Matua yang membedakan hanya pada perlengkapan dan peralatan yang digunakan. upacara Merok ini dilakukan karena beberapa alasan antara lain :
- Merok karena Keberkatan.
- Merok untuk Pendewaan atau Peresmian seorang leluhur menjadi To Membali Puang atau Todolo dari orang yang sudah dimakamkan dengan Upacara Pemakaman Rapasan. Upacara Merok ini dinamakan Merok Tembalikan Tomate.
- Merok dalam hal selesainya pembangunan suatu Rumah Adat Keluarga atau Tongkonan yang dinamakan Merok Bangunan Banua atau Ma’tallu Rarai
9. MA'BUA atau LA'PA'
dan itulah sedikit pembahasan mengenai Aluk Rambu Tuka' atau Aluk Rampe Matallo. semoga apa yang saya tulis ini bisa memberi sedikit pemahaman buat yang membacanya.
Post a Comment for "Aluk Rambu Tuka' atau Aluk Rampe Matallo"