Kurang lebih 150 tahun sesudah tersebarnya Aluk Sanda Pitunna di Toraja datang pula gelombang Penguasa baru tanpa pengikut. Dalam sejarah Toraja dikenal dengan Datangnya Tomanurun – Tomanurun Di Toraja ( To = Orang, Manurun = Turun dari langit atau Turunan Dewa).
Kedatangan mereka dianggap sebagai ancaman bagi kepada Penguasa – Penguasa Aluk Sanda Pitunna yang terlebih dahulu menguasai seluruh wilayah Tondok Lepongan Bulan. Dikarenakan Tomanurun – Tomanurun ini lebih kelihatan berwibawah memimpin dan membina masyarakat karena dianggap oleh masyarakat sebagai turunan Dewa yang turun dari Khayangan.
Menurut sejarah Toraja ada beberapa orang Tomanurun yang datang di Toraja di beberapa tempat tapi yang terkenal hanya beberapa seperti :
- Tomanurun Manurun di Langi’ di Kesu’
- Tomanurun Tamboro Langi’ di Kandora
- Dan Tomanurun Mabio Langi’ di Kaero.
Selain Tomanurun – Tomanurun diatas masih banyak lagi Tomanurun yang datang di Toraja tapi tidak banyak dikenal dalam sejarah Toraja. Karena hanya Tomanurun – Tomanurun yang diatas yang di dalam sejarah Toraja karena mulai dari datangnya mereka sudah mempunyai susunan pemerintahan yang terbina terus menerus dan banyak meninggalkan sejarah.
Tomanurun – Tomanurun yang datang itu menurut sejarah Toraja adalah orang – orang yang sangat pintar dan cerdik. Dan mereka dalam mendekatkan diri dengan masyarakat sangat bijaksana serta banyak mengajarkan masyarakat cara bercocok tanam dan beternak dengan baik. Sehingga masyarakat menganggap Tomanurun itu sebagai orang yang maha tahu dan juga Saleh karena terbukti dengan bimbingannya Masyarakat memuja dan menyembah kepada Tuhan Sang Pencipta yang maha Kuasa seperti yang diajarkan dalam Aluk Sanda Pitunna.
Ketiga Tomanurun – Tomanurun diatas tadi ketiganya datang didaerah Adat Kapuangan/ Padang Di Puanggi menurut pembagian wilah dari Banua Puan Marinding. Dimana penguasa – penguasa di daerah tersebut bergelar Puang sehingga Tomanurun – Tomanurun tersebut memakai Gelar Puang tetapi dianggap lebih tinggi dari Puang – Puang yang sudah lebih dulu ada, karena Tomanurun ini dianggap sebagai turunan Dewa.
Sejak dari itulah terkenal Puang – Puang Tomanurun sebagai Penguasa tertinggi dalam Masyarakat dan sekaligus mengambil alih kekuasaan dari Puang – Puang yang telah lebih dulu ada. Maka mulai sejak itu Puang – Puang Tomanurun dan Turunannya memegang kekuasaan adat sebagai Penguasa tertinggi.
Disamping kekuasaan yang telah ada padaTomanurun – tomanurun itu masyarakat juga menganggap Tomanurun – Tomanurun sebagai setengah Dewa atau Turunan Dewa dengan delar Tomatasak yang oleh masyarakat menyebutnya :
“ Tomamma’ balian to matindo bai, tora tang unrangi arrak tang unpedailling gamara, totang di ola boko’na tang dilomban tingayona, to dikulambui mawa’ to dirinding doti langi’. Tang na lambi’ peroso kalando, dan seterusnya “Yang artinya : “ Orang yang tidur nyenyak dalam kemuliaannya tidak dapat diganggu serta tidak dapat dihampiri karena tidak dapat diduga keinginannya dan seterusnya.”
Sejak Puang – Puang Tomanurun merebut kekuasaan dari Puang – Puang yang terlebih dahulu berkuasa di daerah Padang Di Puanggi mereka mulai menerapkan cara –cara pemerintahan baru yang agak berbeda dengan dengan pemerintahan yang sudah ada sebelumnya.
Selain ketiga Tomanurun – Tomanurun diatas masih banyak Tomanurun – Tomanurun yang lain yang datang di Toraja tetapi mereka datangnya tidak di daerah padang dipuangngi dan mereka kurang begitu dikenal dan tidak begitu banyak diceritakan dalam sejarah Toraja Tomanurun – Tomanurun itu antara lain :
- Tomanurun Ri Rombe Ao’
- Tomanurun di Kabongian,
- Tomanurun di Sado’ko, dan masih banyak lagi.
Post a Comment for "Zaman Datangnya Tomanurun – Tomanurun di Toraja."