Adat Ma'Barata (Pengurbanan Manusia) yaitu adat yang diadakan untuk penghormatan dan penghargaan terhadap keberanian dan kepahlawanan seorang bangsawan atau Pahlawan yang meninggal. dan yang berjasa dalam peperangan terutama dalam perang saudara di Toraja sejak abad ke-18 pada Upacara Rambu Solo' yang berlaku hingga masuknya Pemerintah Kolonial Belanda di Toraja.
Ma' Barata bukanlah Aluk dalam Aluk Todolo, tetapa adalah semata - mata adat. Makanya sejak datangnya Pemerintah Kolonial Belanda di Toraja adat Ma'Barata ini dihapuskan oleh Belanda karena melanggar atau bertentangan dengan Kemanusiaan.
Tujuan Adat Ma' Barata ini dilakukan hanya semata - mata sebagai :
- Sebagai tanda penghormatan kepada seorang Bangsawan / Pahlawan yang berani mempertahankan kedaulatan dan kehormatan keluarganya dan masyarakat.
- Seorang Bangsawan / Pahlawan yang mati dalam peperangan terutama perang saudara yang pernah terjadi di Toraja.
- Sebagai penghormatan seorang pemimpin.
Acara AdatMa' Barata ini hanya dilakukan pada Upacara Pemakaman atau Upacara Rambu Solo' para Bangsawan atau Pemimpin yang pemakamannya dilakukan dengan Upacara Rapasan, dimana orang yang akan menjadi kurban Barata diikan tangannya lalu ditambat pada tiang batu atau tiang tempat menambat kerbau pada Upacara Rambu Solo' yang disebut Simbuang.
Menurut perjanjian perikatan Topada Tindo Tomisa' Pangngimpi yang kemudia menjadi pegangan perikatan Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo yang tetap dijunjung tinggi yaitu bahwa yang wajar menjadi Kurban Barata adalah orang - orang yang merupakan tawanan perang dan orang - orang yang keluar atau lepas dari persatuan dan kesatuan atau penghianat perang yang dinamakan To Ribang La'bo' Tosimpo Mataran yang pada masa peperangan Topada Tindo Tomisa' Pangngimpi melawan tentara Aru Palakka ada satu daerah di Toraja yang tidak ikut dalam peperangan tersebut yaitu Karunanga yang merupakan suatu daerah yang terletak di bagian utara pegunungan Tondok Lepongan Bulan.
Dalam usaha menangkap seseorang pada daerah Karunanga itu untuk menjadi kurban Barata selalu mendapat perlawanan karena orang - orang yang menjadi sasaran penangkapan selalu mengadakan perlawanan dengan mati - matian maka biasa saat dalam usaha penangkapan Kurban Barata tidak dapat ditangkap hidup - hidup maka kurban yang meninggal hanya akan diambil kepalanya saja dan dibawah ke Upacara Pemakaman sebagai tanda bahwa orang yang meningga adalah seorang pemberani yang diberikan kurban manusia. orang meninggal yang diberikan kurban Barata ini disebut To Di Pa'barataan.
Saat ini masih banyak Tongkonan - tongkonan yang menyimpan tengkorang manusia yang merupakan kurban Barata sebagai pertanda bahwa nenek moyang meraka adalah orang - orang yang dimakamkan dengan kurban Barata serta sebagai tanda bahwa Tongkonan itu merupakan Tongkonan keluarga Pemberani.
Saat ini masih banyak Tongkonan - tongkonan yang menyimpan tengkorang manusia yang merupakan kurban Barata sebagai pertanda bahwa nenek moyang meraka adalah orang - orang yang dimakamkan dengan kurban Barata serta sebagai tanda bahwa Tongkonan itu merupakan Tongkonan keluarga Pemberani.
Post a Comment for "Acara Adat Ma'Barata pada Upacara Rambu Solo'"