Perlawanan Masyarakat Toraja Terhadap Tentara Aru Palaka

toraja culture

Dengan meninggalnya Pakila’ Allo maka disusunlah suatu kesepakatan oleh beberapa Bangsawan Toraja untuk mengadakan perlawanan terhadap kekuatan Tentara Aru Palaka yang sudah tersebar diseluruh daerah Toraja.  Kesepakatan tersebut menghasilkan suatu suatu perseatuan yang diberi nama Topada Tindo Tomisa’ Pangngimpi (Topada = Kebersamaan, Tindo = Tidur, Tomisa’ = Kebersamaan, Pangngimpi = Mimpi ) artinya Perasatuan Se-ia Se-kata dan dengan semangat semboyan “Misa’ Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate” yang Artinya Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.. Dan Persatuan ini merupakan kekuatan yang akan menyerang perkampungan – perkampungan tentara Aru palaka. Perlawana melawan tentara Aru Palaka dinamakan “ Untulak Buntunna Bone, Unlangda to sendana bone” artinya Menentang kekuatan menahan pengaruh kerajaan bone. Perlawanan ini dipelopori oleh beberapa orang Bangsawan Antara lain :
  1. Siambe’ Pong Kalua’ Ipar dari Pakila’ Allo
  2. Siambe’ Pong  Songgi Limbu, dan
  3. Tomina Ne’ Sanda Kada sebagai juru penerangan.
Ketiga orang inilah yang merencanakan usaha melawan dan memerangi tentara Aru Palaka di seluruh wilayah daerah Toraja yang sedang membuka tempat – tempat perjudian. Dan berkat dukungan dari seluruh pemimpin – pemimpin dan bangsawan Toraja dengan persatuan dalam Topada Tindo Tomisa’  Pangngimpi, maka tentara Aru Palaka dapat dikalahkan dengan segala Tipu Muslihat yang menurut sejarah Toraja Tentara Aru Palaka meninggalkan Toraja sekitar tahun 1690. Setelah mengadakan perlawana beberapa lama hingga ke Bamba Puang. Dan disanalah seluruh Pimpinan – Pimpinan dan anggota Topada Tindo Tomisa’ Pangngimpi mengikrarkan janji dan sumpah yang dikenal dengan sebutan “ Basse Kasalle Lepongan Bulan “ ( Basse = Sumpah/perjanjian, Kasalle = Besar ). Artinya Sumpah Perjanjian Besar Lepongan Bulan. Yang isinya :
“Tangla Kendek Penduan Pentallun To Bone La ma’ takin la’bo’ ma’ tetangan Mataran, apa mintu’ na mataranna sia pebenga’na  lakendek pasiu’ sando pakengke lalinpan kedenpi to launlutu tombang lili’na Tondok Lepongan Bulan.”
Artinya.
“orang – orang bone tidak akan datang lagi untuk kedua dan ketiga kalinya dengan bersenjata untuk berperang karena seluruh yang tajam dalam Toraja akan menusuk dan menyengat serta akan menggigit untuk membela jika masih ada yang ingin mencoba merusak dan mengacau Tondok Lepongan Bulan. “
Menurut sejarah perjanjian Basse Kasalle Lepongan Bulan diucapkan dipimpin dan didoakan oleh seorang Iman Besar Aluk Todolo yaitu Tominaa Ne’Tikuali dan didampingi seorang Imam bernama Banggai. Yang diikuti seluruh anggota Topada Tindo Tomisa’ Pangngimpi.

Dengan selesainya Basse Kasalle Lepongan Bulan di ikrarkan maka dengan resmi seluruh anggota Topada Tindo Tomisa’ Pangngimpi menyatakan pintu malapetaka dan kekacauan ditutup yang dalam sejarah Toraja dikatakan “ Manda’mi gontingna Ba’bana Lepongan Bulan Bintinmi Salli’na Babanganna Toraya” artinya Toraja kini dinyatakan aman dari gangguan – gangguan dari luar toraja. Dan diikiti dengan upacara kemenangan Topada Tindo Tomisa’ Pangngimpi dibamba Puang. Dan kemudian seluruh anggota Topada Tindo Tomisa’ Pangngimpi kembali kedaerahnya masing – masing dengan selamat.

Post a Comment for "Perlawanan Masyarakat Toraja Terhadap Tentara Aru Palaka"

Template Blogger Terbaik Rekomendasi